Klasifikasi batuan beku dengan program Grapher


I Wayan Warmada
Lab. Geokomputasi, Jurusan Teknik Geologi, FT UGM


Pendahuluan

Kemajuan dalam bidang komputer grafik menjadikan pekerjaan membuat grafik dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Hal ini dapat dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu dimana komputer grafik belum begitu berkembang. Penggambaran dan pengeplotan masih dilakukan dengan menggunakan kertas plot, misalnya millimeterblok, semilog ataupun doublelog. Barangkali untuk mengeplot data yang jumlahnya sedikit dengan cara manual tidak ada masalah, akan tetapi jika data yang diplot dalam jumlah besar, kesalahan pengeplotan pasti terjadi.

Terdapat banyak sekali program yang dapat digunakan untuk membuat grafik, misalnya Inertgraph, Grapher, SigmaPlot, Microcal Origin, Gnuplot, Grace atau sering disebut sebagai Xmgrace, xmgr dan juga program-program spreadsheet seperti Excel, 1-2-3, StarCalc, dll. Dalam bidang geologi, program yang paling populer untuk mengeplot grafik adalah Grapher yang dibuat oleh Golden Software. Pada artikel ini akan dijelaskan bagaimana membuat file template untuk suatu klasifikasi batuan.

Klasifikasi batuan beku

Batuan beku dapat dibedakan berdasarkan tipe data yang diukur atau dianalisis, seperti data kualitatif dan data kuantitatif. Klasifikasi batuan menurut Huang (1962?) yang berdasarkan tekstur dan komposisi mineral, merupakan salah satu contoh klasifikasi berdasarkan data kualitatif. Contoh lainnya seperti Travis dan WTG (Walter Turner & Gilbert). Klasifikasi batuan beku secara kuantitatif didasarkan pada persen komposisi baik oksida maupun normatifnya. Contoh klasifikasi ini adalah Cox, et al (1979), Kuno (1959, 1966), Irvine & Baragar (1971), Streckeisen (19??), Middlemost (1975) dan Le Bas (1986).

Klasifikasi batuan beku secara kuantitatif biasanya menggunakan data oksida batuan ataupun normatif. Data normatif diperoleh dari hasil perhitungan kembali persentase mineral berdasarkan data oksida batuan. Terdapat banyak metode berikut programnya untuk menghitung data normatif, seperti metode CIPW (program Newpet), metode linear programming (Lpnorm), metode mass balance (ModusCalc), metode Ritmann, Sednorm (untuk menghitung normatif batuan sedimen), Mesonorm (untuk menghitung normatif batuan metamorf). Metode ini akan kami ditulis dalam bentuk artikel lain dalam seri komputer untuk geologi.

Untuk mengelompokkan batuan berdasarkan data normatif atau oksida biasanya menggunakan 2 sampai 3 variabel, misalnya SiO2 dan K2O + Na2O atau AFM (A = K2O + Na2O, F = FeO + Fe2O3, dan M = MgO), atau persen Kuarsa, Alkali feldspar dan Plagioklas.

Prinsip pembuatan

Langkah utama pembuatan file template dengan grapher adalah mendefinisikan komponen garis dari suatu klasifikasi ke dalam variabel yang digunakan, atau sering disebut sebagai digitizing. Titik-titik digit diambil dari semua titik potong dan titik belok dari garis yang akan didefinisikan. Lihat contoh berikut ini:

Gambar 1. Klasifikasi batuan beku menurut Le Bas (Le Maitre, 1989)

Langkah selanjutnya adalah mengeplot semua garis ke dalam file template. Untuk mengeplot garis lurus dapat dilakukan dengan mendefinisikan grafik ke jenis [line-to-line]. Sedangkan untuk garis lengkung harus dilakukan ekstrapolasi dengan metode Spline Cubic (lihat Davis, 1986). Setelah semua unsur garis diplot ke dalam file template, nama-nama batuan atau klasifikasi dapat ditulis manual atau diplot ke dalam grafik tersebut.

Gambar 2. Klasifikasi batuan beku menurut Cox, dkk. (Wilson, 1989)

Gambar 3. Tehnik pengeplotan ternary diagram dengan program Grapher.

Gambar 4. Klasifikasi batuan beku menurut Irvine & Baragar (Wilson, 1989)

Daftar Bacaan