Mengubah data ASCII ke format Xfig/Tgif


I Wayan Warmada
Lab. Geokomputasi, Jurusan Teknik Geologi, FT UGM


Pendahuluan

Xfig/Tgif merupakan salah satu program gambar 2-D berbasis vektor yang hanya dapat dijalankan pada lingkungan Unix. Program ini sangat bagus digunakan untuk membuat/menggambar peta, walaupun pola isian yang disediakan oleh program ini masih terbatas.

Menggambar sebuah peta dapat dilakukan dengan beberapa macam cara, misalnya mengeplot data yang diukur secara langsung di lapangan atau mengkonversi data analog (misalnya gambar peta) ke dalam data digital. Cara yang paling mudah dilakukan adalah mengkonversi data analog ke data digital, karena tidak dibutuhkan waktu untuk melakukan pengukuran kembali di lapangan atau data analog sudah sedemikian banyak tersedia di publik. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengkonversi data analog ke digital. Pada artikel ini akan dicoba untuk membahas bagaimana mengubah data analog ke data digital dengan bantuan program-program yang tersedia pada lingkungan Linux.

Mengubah data analog ke data digital

Ada dua alat yang dapat dipakai untuk mengubah data analog ke data digital, yaitu scanner dan digitizer. Kedua alat ini mempunya prinsip dan format data yang berbeda. Scanner akan menghasilkan data digital dalam format raster/bitmap (BMP, TIFF, PBM, GIF, JPEG, dll). Data dalam format ini tidak bagus jika ingin dijadikan sebagai peta dasar atau jika skalanya diubah-ubah. Format data yang bagus dalam hal ini adalah vektor. Dengan format vektor dimungkinkan untuk melakukan penskalaan, perubahan bentuk poligon, dan lain sebagainya. Format data ini dapat dihasilkan dengan bantuan digitizer atau dengan melakukan konversi dari data raster ke data vektor dengan suatu program. Ada beberapa program yang dapat digunakan untuk konversi ini, misalnya g3data dan Autotrace. g3data dapat digunakan untuk mengekstraksi data dari suatu grafik. Prinsip kerja program ini mirip dengan digitizer. Autotrace akan mengkonversi data raster ke data vektor secara otomatis.

Bagaimana dengan alat digitizer? Digitizer memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih titik-titik mana yang akan diambil sebagai titik acu dalam penggambaran peta. Semakin banyak titik yang diambil dengan digitizer semakin baik peta yang dapat digambar. Dengan teknik interpolasi "spline cubic" atau "bspline" tidak diperlukan lagi pengambilan titik sedetail mungkin. Ini akan memboroskan waktu. Pengambilan titik cukup dilakukan pada titik belok atau puncak gradien dari suatu gambar, lalu titik yang lain bisa diinterpolasi dengan program yang lain. Gambar peta pada gambar 1 diinterpolasi dengan program gnuplot. Pengambilan data (digitizing) dilakukan dengan program Surfer.

Mengubah format ASCII dengan gnuplot

Data yang didigitize dengan program Surfer biasanya mempunyai susunan X,Y (koordinat) yang bisa disimpan dalam format ASCII. Sebelum data ini dapat digunakan pada program penggambar vektor, misalnya Tgif atau Xfig maka format data harus dikonversi ke dalam format yang bisa dibaca oleh program ini. Caranya adalah dengan menambahkan parameter format data ke dalam file ASCII tersebut yang sesuai dengan format program yang dipakai, misalnya .obj untuk format Tgif dan .fig untuk format Xfig. Untuk melakukan perubahan isi file data ini, kita harus mengerti tentang format file baik .obj atau .fig (lihat artikel mengenai format file FIG).

Cara lain dan paling mudah adalah dengan menggunakan program gnuplot karena gnuplot memiliki terminal keluaran untuk kedua program gambar ini.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengubah file dari digitizer (ASCII) ke format .obj atau .fig adalah sebagai berikut:

Peta berikut ini didigitize dengan program Surfer, kemudian dikonversi ke format FIG dengan program gnuplot dan diolah kembali dengan program Xfig 3.2.3c

Gambar 1. Gambar peta Indonesia, digambar dengan xfig 3.2.3c